Jalur Buluh Kasok - Lipat Kain Dibutuhkan Menjadi Alternatif

Resman Kamars, ketika meninjau peningkatan jalan Buluh Kasok menuju Lubuk Bigau Kampar.
# Akses Sumbar - Riau

LIMAPULUH KOTA, MINANGTERKINI-
Pasca amblasnya jalan negara di Nagari Tanjung Pauh, Kecamatan Panggkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, beberapa hari lalu, menyebabkan terhambatnya hubungan darat Sumbar – Riau melalui jalur Limapuluh Kota - Pekanbaru. Angkutan darat dari Sumbar yang melewati jalur utama ini terpaksa harus dialihkan ke Kiliran Jao, Kabupaten Sijunjung.

Budi Febriandi

Adanya jalan alternatif untuk akses jalan Limapuluh Kota - Pekanbaru kini sudah sangat dibutuhkan. Salah satu jalur alternatif Limapuluh Kota - Pekanbaru itu adalah yang melewati Air Putih - Buluh Kasok - Parantian Papan  - Lipek Kain. Selain sebagai jalur alternatif, ruas ini juga dapat mendekatkan Kawasan Timur Riau ke Limapuluh Kota.


Perlunya jalur alternatif itu disampaikan Budi Febriandi, mantan Walinagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, kepada wartawan di Sarilamak, Kamis (27/11). 


Sejumlah tokoh masyarakat Limapuluh Kota juga sangat mendukung usulan tersebut. Diantaranya, Resman Kamars, mantan Sekda Limapuluh Kota, Yulfian Azrial, Desri, Asisten II Pemkab Limapuluh Kota, Mulyadi, dan Buya Febrialis.


Budi Febriandi mengatakan, kebutuhan jalan alternatif tersebut sudah sangat mendesak. Pertimbangan peningkatan arus barang dan penumpang ke Riau menjadi suatu alasan, karena menjadi jalur terpadat. Alasan lain, Riau dan Sumatera Barat, khususnya Limapuluh Kota saling punya ketergantungan.


“Di satu pihak Riau mengalami pertumbuhan ekonomi dan peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat. Di pihak lain Sumatera Barat mengalami kemajuan di bidang pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, industri makanan, kerajinan dan pariwisata. Lancarnya akses jalan, termasuk adanya jalur alternatif sangat dibutuhkan kedua daerah,” katanya.


Menurut Budi Febriandi, selain mendekatkan akses Sumbar dengan wilayah Pesisir Timur Riau, hasil survey para pakar jalan, ruas jalan ini juga mengurangi jarak tempuh akses Limapuluh Kota – Pekanbaru hingga 30 - 40 km.


“Jalur ini juga diperkirakan kurangnya resiko longsor dan terbannya badan jalan karena kondisi tanah yang stabil. “Kalau banjir pun bisa diatasi dengan meninggikan badan jembatan, secara teknis sebetulnya sangat layak,” terangnya.


Ditegaskannya, berkaitan dengan jalan alternatif Sumbar - Riau via Buluh Kasok, ini bukan sekedar kepentingan Nagari Sarilamak, tapi kepentingan Kabupaten Limapuluh Kota, bahkan kepentingan Provinsi Sumatera Barat.


”Alhamdulillah, usulan kita kepada Kepala Dinas PU dan Tata Tuang Provinsi Sumbar, untuk menjadikan jalur tersebut sebagai jalan stategis provinsi dikabulkan.  Tahun 2014 ini telah dilakukan survey untuk menyusun Detail Engineering Design (DED), kita berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan tahun 2015,” harap Budi.


Jalan Buluh Kasok – Lubuk Bigau Sudah Dilebarkan


MANTAN Sekretaris Daerah Limapuluh Kota, Resman Kamars, mengatakan, jalan dari Buluh Kasok sampai Kabun Tinggi terus Lubuk Bigau, kondisinya sudah bagus karena sudah dilebarkan. Pembukaan jalan tersebut adalah sumbangan calon investor dari Jakarta dan Malaysia.

“Pelebaran itu dilakukan atas bantuan teman calon Investor serta kita kerjakan sendiri. Sekarang tinggal ditingkatkan saja karena sekarang truk roda enam sudah bisa balik hari ke dalam,” katanya.


Dijelaskannya, jalan di Puncak Naneh kini pun sudah tidak tinggi lagi, namun yang kurang hanya karena jembatan belum ada. “Puncak noneh tu indak tinggi bana kini lai, tapi jembatan alun ado, kalau aie dalam alun bisa lewat, tapi urang Silosuang la bisa bamain-main sore ka Taram dan Batubalang,” terangnya.


Menurut Resman, keinginan untuk menjadikan jalur Buluh Kasok – Lipat Kain sebagai alternatif sudah sepatutnya direalisasikan. Dia mengaku sebelumnya sudah melakukan lobi dengan Pemprov Sumbar. “Dan tahun kemarin sudah ada DED dari APBD Sumbar sebesar Rp 700jt. Tinggal lobi Pemkab Limapuluh Kota selanjutnya,” imbuhnya.


Ditambahkan Resman, dengan direalisasikannya pembangunan jalan alternatif yang memalui Jorong Buluh Kasok, juga akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat setempat.


Menurutnya, setiap hari ratusan ton gambir, durian, manggis, cokelat, sawit keluar dari jorong ini. Namun, tidak banyak yang tahu kalau setiap hari puluhan motor pedagang garendong dari Kebon Tinggi, Pangkalan Kapas, Batu Sasak Riau melintas di jalan tanah ini.


“Memang tiap hari tukang garendong dari Riau sana lewat sini untuk belanja barang harian ke Payakumbuh. Mereka lebih mau belanja ke Payakumbuh, daripada ke Pekanbaru. Kalau dihitung-hitung, lewat jalan Buluh Kasok jarak tempuh dari jalan raya Payakumbuh-Riau yang ada saat ini  jauh lebih dekat,” tandas Resman. (sakti)