Oktafyandy Sebut Ajang Diskusi Publik Bersama Al Busyra Basnur Bangkitkan Jiwa Kepemimpinan dan Entrepreneur


LIMAPULUH KOTA, Minangterkini-- Oktafyandy, ketua panitia kegiatan diskusi publik bersama mantan diplomat Republik Indonesia asal Andiang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Al Busyra Basnur, menilai kegiatan itu membangkitkan semangat kepemimpinan dan jiwa entrepreneur khususnya kalangan muda. Apalagi topik yang dibahas adalah terkait kepemimpinan, membangun jaringan internasional serta kompetensi menulis.

“Saya selaku anak muda Limapuluh Kota juga pelaku usaha sangat merasakan bahwa apa yang disampaikan oleh Pak Basnur, putra asli daerah kita memang benar dan sangat relevan dengan kondisi globalisasi saat ini. Anak muda memang harus terus mengasah kompetensi, jika ingin maju dan tidak tergilas oleh perkembangan zaman,” kata Okafyandy, yang merupakan putra asli Akabiluru.

Pria yang sehari-hari menggeluti dunia usaha ini, ketika penyampaian materinya dalam diskusi publik juga sempat disinggung oleh Al Busyra Basnur. Basnur menyebut, tidak sedikit potensi dan sumber daya daerah Limapuluh Kota Yang dapat dikelola dan dijadikan sumber income pemasukan, dengan memanfaatkan jaringan internasional.

“Saya juga baru tahu juga ya, ternyata ada seorang pengusaha anak muda kita (Oktafyandy) yang menjadi salah satu eksportir produk briket dari batok arang kelapa ke Russia sana. Malah kadang tidak terpenuhi permintaan pasar di sana, ini, kan, salah satu potensi dan peluang ekonomi,” kata Al Busyra Basnur memberi contoh dalam materinya di gedung IPHI Tanjung Pati, Rabu (7/5).

Oktafyandy ketika diskusi bersama wartawan seusai kegiatan diskusi publik, membenarkan jika potensi pasar dan permintaan briket di Russia dan Eropa sangat tinggi. Dia menyebut, segala peluang pasar internasional sangat potensial jika saja digarap serius oleh putra daerah, khususnya para pengusaha dan kalangan muda.

Dia mengaku ke depan akan terus meningkatkan kompetensi disamping terus mengasah diri, guna mengevaluasi sejauh mana kemampuan, seperti mempelajari pola kepemimpinan dan ilmu pengetahuan, serta membangun jaringan secara lokal, nasional maupun interasional.

“Termasuk kompetensi seperti berkomunikasi, menulis baca, dan bagaimana memanfaatkan platform media yang ada, untuk beradaptasi dengan arus informasi secara global,” sebut pria yang pernah aktif menjadi pengurus Partai Politik di Limapuluh Kota.

Acara diskusi publik bersama mantan Diplomat Indonesia, Al Busyra Basnur, diselenggarakan oleh Yayasan Ibrahim Tan Malaka bersama komunitas Palanta Kemanusiaan dan Sosial (PAk’Sa) Luak Limopuluah, bekerjasama dengan Basnur Akademy.

Selain sederet tokoh masyarakat Limapuluh Kota, kegiatan itu dihadiri ratusan peserta dari unsur OKP, mahasiswa, LSM, hingga para jurnalis. Acara itu, menurut panitia, digelar dalam rangka 100 hari ‘Naar De Republik’ karya Tan Malaka itu bertema ‘Membangun Jaringan Internasional dan Kompetensi Menulis di Media’. (*)

Posting Komentar

0 Komentar